Linparnews- Video yang menayangkan sekelompok anggota koor menyanyikan lagu-lagu profan dalam sebuah perayaan ekaristi (misa) di viral di media sosial dan membuat gempar Umat Katolik.
Di dalam video viral tersebut, koor menyanyikan dua lagu profan yakni lagu berjudul Cinta Luar Biasa ciptaan Andmesh Kamaleng dan Rumah Kita milik grup band God Bless.
Menyayikan lagu-lagu profan dalam sebuah perayaan ekaristi tentu tidak dibenarkan dalam ritus perayaan Katolik. Dua video tersebut kemudian viral di media sosial dan membuat gempar umat Katolik.
Banyak warganet yang memberikan komentar miring terhadap aksi anggota koor tersebut. Kemudian, diketahui kelompok koor tersebut merupakan anggota orang muda katolik (OMK) di Paroki Santo Fransiskus Asisi Lamahora, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Ini klarifikasi Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi Lamahora bersama pengurus Stasi pada tanggal 4 Agustus 2022, dikutip dari Tribunnews.com
Klarifikasi ini terdiri dari Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi Lamahora, Pater Asterius Jangu Ate, C. Ss. R, Pater Matheus Tunu, C. Ss. R selaku Pastor Moderator OMK Paroki St. Fransiskus Asisi Lamahora, Bapak Laurensius Ola Keraf, selaku Ketua DPPH Paroki St. Fransiskus Asisi Lamahora, Bapak Fransiskus Terong, yang menjabat sebagai Ketua Lingkungan Sta. Klara Paroki St. Fransiskus Asisi Lamahora, dan Saudari Maria Susanti Kidi, yang menjabat sebagai Ketua OMK..
Pertama, Konteks Perayaan Ekaristi saat itu merupakan perayaan pengukuhan pengurus OMK Lingkungan:
Kedua, Tidak ada niat sedikitpun , baik dari Pastor yang memimpin Misa maupun teman – teman OMK untuk mencederai tata Perayaan Ekaristi apalagi berniat menciptakan Liturgi yang baru.
Ketiga, Yang terjadi adalah miskomunikasi dan miskonsep antara Pastor dan Pengurus Lingkungan dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi . Konsep lagu-lagu yang ditawarkan dan disetujui oleh Pastor adalah lagu-lagu rohani bernuansa orang muda dan sesuai dengan Liturgi Gereja dengan maksud agar orang muda semakin tertarik untuk mengikuti Perayaan Ekaristi, sementara lagu -lagu yang dinyanyikan saat Perayaan Ekaristi adalah sebagaimana pada video yang telah beredar.
Keempat, Terkait hal tersebut, Pastor yang memimpin Misa berniat untuk menegur langsung anggota koor saat sedang bernyanyi tetapi diurungkan karena berpikir bahwa hal itu juga akan mengganggu suasana perayaan itu sendiri.
Baru setelah selesai Misa Pastor menyampaikan hal tersebut kepada Pengurus Lingkungan yang bersangkutan bahwasanya beberapa lagu yang dinyanyikan tersebut tidak layak untuk dinyanyikan dalam Perayaan Ekaristi dalam hal ini tidak sesuai dengan aturan liturgi.
Pastor mengingatkan untuk tidak boleh lagi menyanyikan lagu-lagu pop sekuler dalam Perayaan Ekaristi dan diiyakan oleh pengurus lingkungan tersebut .
Kelima, Semua pihak terkait telah mengakui akan adanya kekhilafan, miskomunikasi, dan miskonsep dalam mempersiapkan lagu-lagu untuk kepentingan Perayaan Ekaristi orang muda tersebut.
Keenam, Kami meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa terganggu, tersakiti atau dirugikan akibat lagu-lagu yang dinyanyikan dalam Perayaan Ekaristi orang muda tersebut dan kami berharap agar video tersebut tidak lagi disebarluaskan untuk kepentingan yang lain. Posflores.com
Ketujuh, Kami sungguh sangat menyesal atas kejadian yang di luar dugaan ini. Peristiwa ini menjadi pembelajaran berharga buat kami untuk lebih memperhatikan pemilihan lagu-lagu dalam Perayaan Ekaristi ke depannya. Demikian klarifikasi dari kami terhadap video yang telah beredar .
“Sekali lagi, dari lubuk hati yang paling dalam, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu, saudara/saudari sekalian dan atau pihak-pihak yang dirugikan akibat video yang telah beredar,” Kata Pater Asterius. (ber)