Rokan Hulu – Dewan Pimpinan Cabang Pemuda Batak Bersatu (DPC PBB) Kabupaten Rokan Hulu, Riau mengelar aksi damai di depan Mapolres Rohul, guna membuat laporan hingga menuntut, agar oknum guru SMKN 1 Tandun yang diduga melakukan tindakan pemukulan dan intoleran terhadap siswanya agar diadili secara hukum.
Ketua DPC PBB Rohul, Sarifuddin Marbun yang memimpin aksi damai tersebut mengatakan, langkah pihak kepolisian yang sudah melakukan mediasi terhadap siswa dengan oknum guru di SMKN 1 Tandun tersebut merupakan langkah yang baik. Akan tetapi, proses hukum harus ditegakkan.
“Kita sudah dapat informasi, bahwa pihak siswa dengan oknum guru yang diduga intoleran itu sudah sepakat untuk berdamai. Dan itu sah-sah saja. Bahkan, secara kemanusiaan kami juga sudah memaafkannya. Tetapi, kalau secara hukum harus ditindak tegas, agar ke depan hal seperti ini tidak terulang kembali,” tutup Sarifuddin Marbun yang didampingi Koordinator Lapangan (Korlap) Hendron Sihombing beserta anggota DPC PBB lainnya, pada Senin (17/10/2022) di depan Mapolres Rohul.
Sementara itu dilokasi aksi, Kapolres Rokan Hulu AKBP Pangucap Priyo Soegito, SIK MH yang diwakili Kabag Ops Polres Rohul AKP Aditya Reza Syahputra terlihat menerima langsung peserta aksi.
“Kita sepakat tidak ada diskriminasi dan Intoleransi di Indonesia. Siapapun itu berhak untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dan itu sesuai dengan amanat Pancasila, yaitu sila yang pertama : Ketuhanan yang Maha Esa,” jelas AKP Aditya Reza di hadapan ratusan massa.
Ia menambahkan, bagi pihak yang merasakan di rugikan, silahkan untuk membuat laporan, agar ditindak lanjuti secara huku. Intinya, pihak kepolisian, khusunya Polres Rohul dengan akan tetap membuka ruang, serta menerima pengaduan dari pihak korban yang di rugikan. Jadi, slihakan buat laporannya,” ujar AKP Aditya.
Sementar itu, pantaua di lapangan, terlihat personil gabungan TNI-Polri dari Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR dan Polres Rohul memantau kegiatan aksi damai yang digelar oleh ratusan anggota PBB.
Kronologi Kejadian
Untuk diketahui, kasus dugaan intoleran yang dilakukan seorang aknum guru berinisial M tersebut terjadi pada Jumat (14/10/2022) di SMKN 1 Tandun, Rohul, Riau.
Dimana pada hari itu, siswa dan siswi yang beragama nasrani sedang melaksanakan kegiatan ibadah. Tiba- tiba oknum guru tersebut mendatangi ruang kelas dan langsung menendang pintu dan memukul siswanya dengan kayu sapu.
“Kebetulan pada hari itu, guru dari umat Nasrani tidak hadir. Cuman, sudah ada salah satu senior di antara murid yang dipercaya untuk memberikan ibadah kebaktian kepada murid yang lain. Begitu anak-anak melaksanakan kegiatan kebaktian, selanjutnya datang seorang guru inisial M menendang pintu dengan keras dan langsung masuk ke ruangan sambil berkata yang tidak etis kepada murid,” ujar salah seorang orangtua murid, Jonses Sianturi, kepada Wartawan.
Ia menceritakan, guru tersebut menyampaikan kata-kata yang tidak mendidik kepada siswa yang saat itu sedang melakukan kegiatan ibadah. “Ngapain kalian ini, bukan tempat bapak kalian, binatang kalian semua, ini bukan tempat ibadah kalian, ini bukan gereja bapak kalian!,“ kata Jonses Sianturi seperti mendengar cerita dari anaknya.
Bahkan, lanjutnya, selain menyampaikan kata yang tidak etis, guru itu juga memukul dan mengajak berantam siswanya.
”Saya selaku orangtua murid, tidak terima dengan tindakan oknum guru tersebut, apalagi ia (guru red) sudah menyampaikan kata-kata yang tidak patut terhadap keyakinan seseorang,” tegas Jonses.
Sementara itu, Danramil 02 Rambah Kapten Inf Devi Khairul Edward melalui penerangan humas Koramil 02 Rambah Serda Dedy Nofery Samosir di Desa Suka Maju Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, yang ikut memantau aksi damai tersebut menyampaikan bahwa kegiatan itu berjalan dengan lancar.
“Dalam kegiatan aksi damai tadi, semua dapat berjalan dengan aman dan tertib,” beber Serda Dedy Samosir, kepada Mengabarkan.com (ber)