
Mengabarkan.com – Hari itu terik matahari sangat panas, seolah tak bersahabat bagi Iksan Rozikon (40). Ia sesekali menyeka keringat yang mengucur di tubuhnya. Bahkan tatapanya pun tertuju ke tanaman cabai yang ada di hadapanya.
Saat reporter Mengabarkan.com, menyambangi lokasi yang dijadikan sebagai tempat penananaman cabai tersebut, Iksan terlihat tersenyum bahagia dengan penuh keyakinan bahwa cabai yang ia tanam akan berhasil dan mendapatkan cuan yang lumayan.
“Ya harus sabar dan juga rajin. Karena ini tanaman cabai yang benar-benar harus dirawat agar bisa berhasil,” kata Iksan Rozikon yang merupakan salah seorang warga binaan di Lapas Kelas IIB Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ini saat berbincang dengan reporter Mengabarkan.com, pada Jumat (27/4/2024).
Iksan menuturkan, selain menanam cabai, ia juga mahir dalam pembibitan sawit. Bahkan saat ini bibit sawit yang ia tanam bersama rekan-rekan warga binaan lainnya sudah siap untuk dijual.
“Alhamdulillah, berkat didikan dari pihak Lapas Pasir Pengaraian kami sudah mampu untuk mandiri jika masa tahanan kami sudah habis,” ujarnya.
Selain ilmu yang didapat, Iksan yang merupakan terpidana kasus narkoba ini juga mendapatkan cuan atas hasil kinerjanya dari pihak Lapas. “ Kami bangga, soalanya selain ilmu kami juga dapat untung. Bahkan rokok kami juga dibelikan oleh pihak Lapas. Jadi kami benar-benar dimanusiakan oleh pihak Lembaga ini,” jelasnya.
Selain Iksan, warga binaan lainnya, Imus (28), yang juga terpidana dalam kasus narkoba menyampaikan hal senada dengan rekannya. Bahkan selama di Lapas Pasir Pengaraian, Imus sudah mampu membuat sabun pencuci piring yang diberi nama Kayna Bimker Clean. Kreatifitas tersebut juga merupakan didikan dari pihak Lapas Pasir Pengaraian.
“Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa membuat sabun cuci piring berkat ilmu yang diajarkan oleh pihak Lapas. Mudah-mudahan jika nanti keluar dari sini saya sudah bisa mengembangkanya di luar. Sehingga bisa membantu kondisi keuangan saya,” ujar Imus yang mengaku 8 bulan lagi sudah habis masa tahanannya.

“Kalau tak salah, 8 bulan lagi saya sudah bebas. Semoga ilmu yang diajarkan oleh pihak Lapas bisa saya terapkan di luar. Dan saya juga berharap kasus yang menimpa saya tidak terulang lagi ke depannya,” sambungnya saat berbincang dengan reporter Mengabarkan.com, di lokasi pembuatan Kayna Bimker Clean.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Pasir Pengaraian, Bahtiar Sitepu melalui Kepala Seksi Binadik dan Giatja, Sunu Istiqomah menyampaikan, selain pembinaan iman, para warga binaan juga dilatih untuk menjadi orang yang memiliki kreatifitas. Sehingga jika kelak keluar dari penjara, para warga binaan sudah memilik ilmu yang bisa diterapkan.
Danu menerangkan, ada 104 orang warga binaan termasuk perempuan yang diberikan pembinaan dalam berbagai keahlian di Lapas Pasir Pengaraian. Dari 104 warga binaan, sebanyak 26 orang sudah berhasil.
“Jadi, kita benar-benar melatih semuanya. Mulai dari bidang pertanian, perikanan, perkebunan, bidang pengelasan (welding) hingga kegiatan lainnya,” jelas Danu, pada Jumat (26/4).
Dia menjelaskan, sebelum terpilih sebagai peserta mengikuti pelatihan, warga binaan terlebih dahulu dilakukan mapaling atau masa pengenalan lingkungan serta melihat potensi dari masing-masing para warga binaan.
“Kita tetap melihat skill dari masing-masing warga binaan. Sehingga kita bisa menempatkan mereka sesuai dengan kahliannya. Alhamdulillah, warga binaan yang sudah kita latih ini suda mahir semua. Seperti dalam penanaman cabai hingga pembuatan sabun cuci piring yang diberi nama Kayna Bimker Clean. Khusus sabun ini sudah siap diperjual belikan dengan harga Rp 20 ribu per botol berukuran 600 milliliter,” jelasnya. (Paber).