Linparnews.com – Jarum jam menunjukkan pukul 12.11 Wib. Terik matahari yang begitu menyengat kulit sungguh terasa. Hari itu, terlihat seorang pria yang sedang mengendarai sepeda motornya, bolak-balik melangsir buah sawit milik majikanya.
Sekujur tubuhnya terlihat berkeringat. Pria yang menjadi tulang punggung bagi keluarganya itu bekerja sebagai pelangsir sawit di Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Dari penuturan pria yang bernama Jek Saragih ini, pekerjaan melangsir buah sawit ia lakoni sudah mencapai 15 tahun lamanya, tanpa ada hari libur, kecuali sakit dan acara ke kondangan.
Di balik kisah pekerjaanya, pria yang lahir di Medan 1986 itu, ternyata merasakan derita atas dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak secara Nasional. Ia mengaku, kenaikan harga BBM sangat memberatkan kehidupanya.
“Berat bang. Kerja saya setiap hari itu manen sawit di kebun orang. Jaraknya pun cukup jauh dari rumah saya. Bahkan ada yang sampai 15 kilomter jaraknya,” kata Jek saragih di lokasi kebun sawit, Rambah Tengah Hilir, Kecamatan Rambah Hilir, Rohul.
Lelaki berkulit hitam ini menambahkan, setiap harinya dia akan merogoh kocek untuk beli minyak bensin sebanyak 3 liter. Belum lagi biaya keperluan sehari-hari bagi keluarganya.
“Wah, kalau dulu sebelum BBM naik, aku hanya keluarkan uang 30 ribu per hari. Kalau sekarang sejak harga minyak naik, pengeluaran saya menjadi 39 ribu per harinya. Berat juga sih, tapi mau gimana lagi, Pemerintah udah naikkan harganya,” keluhnya, yang megaku beli bensin ketengan di pinggiran jalan seharga Rp13 ribu per liternya.
Ia berharap, dengan kenaikan harga BBM tersebut, Pemerintah bisa mencari solusi bagi masyarakat, agar beban yang dirasakan bisa berkurang.
“Kalau bisa, Pemerintah itu seharusnya beri bantuan bagi masyarakat yang benar-benar terdampak kenaikan harga minyak ini. Apalagi, seperti kami yang setiap harinya mengeluarkan uang untuk beli bensin, kan berat,” keluh ayah dua anak ini, pada Sabtu (10/9/2022).
Selain derita Jek Saragih, warga lainnya yang ditemui Linparnews.com, juga merasakan hal yang sama atas kenaikan harga BBM ini.
Gading misalnya, ia menceritakan, kenaikan harga BBM benar-benar memberatkan kehidupannya.
“Berat sih bang, tapi kan udah diputuskan Pemerintah, mau gimana lagi,” kesal Gading yang mengaku tinggal di Desa Rambah Muda, Kecamatan Rambah Hilir, Rohul ini.
Ia berharap, meskipun harga BBM sudah naik, pemerintah seharusnya bisa memperhatikan masyarakat yang terimbas akibat kenaikan harga BBM.
“Ya kalu bisa diperhatikan Pemerintah lah. Solanya beban sehari-hari itu sungguh berat. Ditambah lagi kenaikan ini, kan makin berat,” ujarnya singkat.
Polri Peduli
Sementara itu, menyikapi kenaikan harga BBM tersebut, saat ini Kepolisian Resor Rokan Hulu Riau, terus berupaya mencari solusi untuk mengurangi beban masyarakat yang terdampak akibat kanaikan BBM, khususnya di Rohul.

Di bahaw komando Kapolres Rohul, AKBP Pangucap Priyo Soegito, SIK. MH ini pun gencar melakukan giat untuk memberikan bantuan sosial berupa paket sembako kepada Sopir truck dan warga lainnya yang merasakan dampak kenaikan harga BBM. “Bantuan sosial ini sebagai bentuk kepedulian Polri terhadap para sopir truck, sopir angkutan umum dan sopir kendaraan angkutan barang yang terdampak secara langsung akibat kenaikan harga BBM ini,” ujar AKBP Pangucap, pada Rabu lalu.
Kapolres menambahkan, penyaluran bansos tersebut dilaksanakan secara serentak oleh seluruh Polsek jajaran yang ada di Rohul.
“Hari ini Polres dan Polsek se Rohul serentak melaksankan kegiatan penyaluaran bantuan sosial ini. Dengan bantuan tersebut, kiranya dapat meringankan beban masyarakat, khusunya para bapak sopir yang terdampak penyesuaian harga BBM,” kata AKBP Pangucap.
Selain gencar menyalurkan bansos, Kapolres Rohul ini juga dengan tegas menyampaikan, akan menindak para pelaku yang berupaya menyelewengkan BBM bersubsidi di wilayah hukumnya.
“Kami tidak akan tinggal diam. Pelaku yang berupaya menyelewengkan BBM bersubsidi ini akan kami tindak tegas,” tegas Kapolres.
Gelar Sosialisasi FGD
Ternyata, selain meberikan bantuan sosial dan langkah hukum bagi yang menimbun BBM, Polres Rohul dan Polsek jajaran juga gencar melakukan giat Focus Group Discusion (FGD) yang diselenggarakan oleh pihak Mapolres Rohul bersama Pemerintah Daerah.
Bupati Rokan Hulu H Sukiman, melalui Sekda Rohul Muhammad Zaki, S.STP, M.Si menyampaikan, kegiatan FGD ini diharapkan dapat meminalisir terjadinya polemik pengalihan Subsidi BBM di Kabupaten Rohul.
“Saat ini Pemerintahan telah membuat suatu kebijakan yang sulit yaitu melakukan pengalihan Subsidi BBM bagi masyarakat kurang mampu. Dan Pemkab Rohul berkomitmen bahwa alokasi bantuan pengalihan Subsidi BBM akan tepat sasaran,” kata Sekda.
Sekda juga menambahkan, kenaikan harga BBM juga mempengaruhi kenaikan harga sembako, khusunya di Rohul. “Saat ini Pemerintah sedang melaksanakan pengawasan di lapangan, agar dampak tersebut bisa teratasi,” kata Sekda.
Harga BBM
Untuk diketahui, sebelumnya pemerintah memutuskan menaikan tiga harga BBM, pada Sabtu (03/09/2022). Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp 10.000/liter. Harga solar subsidi dari Rp5.150 ke Rp 6.800/liter, dan Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500/liter.
Presiden Jokowi mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun ini telah meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.
“Lebih dari 70% subsidi justru dinikmati kelompok masyarakat mampu, yaitu pemilik mobil pribadi,” ujarnya. (Paber Siahaan).