Linparnews.com – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Rokan Hulu, nampaknya belum berpengaruh secara signifikan bagi masyarakat.
Sejumlah masyarakat tampak masih membeli BBM dengan standar harga terbaru seperti biasa.
Hambali, seorang warga Batang Samo mengatakan, dirinya bahkan tidak mengetahui ada kenaikan pada harga BBM.
“Oiya. Sudah naik ya harga BBM. Pantas ketika isi bensin, tadi tak seperti biasa isinya,” ujar Hambali di Pasir Pengaraian, pada Minggu (4/9/2022).
Berbeda dengan Hambali, seorang warga Rambah bernama Herman (40) mengaku, tidak begitu mempermasalahkan kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah baru-baru ini.
“Kalau kami yang hari-hari hilir mudik ini, bukan harganya yang jadi persoalan. Tapi, ketersediaannya,” jelasnya.
Menurutnya, kenaikan harga BBM sebaiknya diiringi dengan ketersediaan pasokan BBM yang juga maksimal. “Jangan harganya sudah naik. Carinya pun susah seperti kemarin-kemarin,” cetusnya.
Berbeda pula dengan pelaku usaha transportasi di Rokan Hulu. Sejumlah kenaikan harga BBM sangat terasa.
Seorang sopir travel dengan trayek Rokan Hulu-Pekanbaru-Rokan Hulu bernama Risky mengatakan, beban tiket untuk trayek tersebut terpaksa naik hingga Rp. 30 ribu per orang.
“Sebelumnya kan harga tiket Rp. 120 ribu per orang. Itu berlaku untuk yang tinggal di Pekanbaru, tapi khusus antaran dalam kota. Kalau di pinggiran seperti Palas atau lainnya dikenakan beban tambahan,” jelasnya kepada sejumlah Wartawan.
“Setelah harga BBM naik, kami travel di Pasir-Pekanbaru bebankan harga tiket jadi Rp. 150 ribu per orang. Belum termasuk tambahan jika diantar diluar wilayah antaran,” tambahnya.
Risky juga mengeluhkan penerapan pembatasan jenis BBM untuk kendaraan tertentu. Bahkan, pengguna mobil merk Toyota Reborn ini merasa dibebani dengan kewajiban membeli BBM jenis Dexlite yang harganya berkisar Rp 18 ribuan per liter.
“Kalau dulu kan masih bisa beli Biosolar yang relatif murah. Kalau sekarang ya nambah beban jadinya bagi kami yang sopir travel ini,” keluhnya. (ber)