Mengabarkan.com – Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Riau berhasil mengungkap tindak pidana kejahatan siber, rokok ilegal hingga peredaran barang bekas.
Hal itu disampaikan Dirkrimsus Polda Riau, Kombes Nasriadi saat konferensi pers yang dihadiri langsung oleh Kapolda Riau, Irjen Iqbal, Kabid Humas Polda Riau, Kombes Hery Murwono, termasuk pihak dari bea cukai, pada Kamis (11/12/2023).
Kombes Nasriadi menjelaskan, ada tiga perkara besar yang berhasil diungkap, seperti kasus perdagangan rokok ilegal yang diungkap pada akhir tahun 2023 di Jalan Arjuna, Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, sebanyak 40 ribu rokok ilegal dari berbagai daerah berhasil disita.
“Dalam perkara ini, pelakunya inisial JES. Ia disangkakan melanggar Undang-Undang No 17 tahun 2023 Pasal 43, dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda 500 juta rupiah,” jelas Kombes Nasriadi.
Selanjutnya, kasus perdagangan barang bekas dari luar negeri, yang berhasil dihentikan di jalan Perawang-Siak kilometer 11 pada awal Januari 2024. Sebanyak 52 karung pakaian bekas dan 146 sepatu bekas berhasil diamankan.
Tersangka melanggar Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Larangan Perdagangan Impor Barang-Barang Bekas, dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda 5 miliar Rupiah. Dalam perkara ini ada dua tersangka, yaitu DBS (45) berperan sebagai sopir dan SS (29).
Perkara ketiga adalah kejahatan siber yang melibatkan tersangka berinisial DA alias Donny (39 tahun). Tersangka menggunakan link palsu terkait dengan crypto untuk meretas akun korban, menyebabkan kerugian finansial bagi para korban.
Hasil kejahatan tersebut, berupa tiga mobil mewah, kendaraan roda dua, dan aset rumah, telah disita. Polda Riau pun mengimbau kepada masyarakat yang menjadi korban kejahatan siber terkait crypto untuk segera melaporkan ke pihak berwajib.
“Pelaku DA alias Donny (39) telah melancarkan aksinya semenjak tahun 2017 lalu. Dari DA, polisi menyita barang bukti bernilai fantastis mencapai Rp 5 miliar lebih” jelasnya.
“Tersangka ditangkap di rumahnya Perum Damai Langgeng, Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru Riau pekan lalu,” sambugnya.
Dari tangan tersangka, polisi menyita aset sebesar Rp 5,1 miliar, rumah mewah pribadi, tiga mobil mewah dan sejumlah kendaraan roda dua dan sejumlah aset lainnya.
Adapun modus tersangka dalam kasus ini, kata Kombes Nasriadi, dengan cara menyebar link palsu ke seluruh pemilik akun akun Metamask (Dompet Digital Crypto) dan menyebarkannya ke media sosial Facebook dan Discord.
“Link palsu tersebut berisi pemberitahuan, peringatan penutupan akun Metamask sehingga korban segera mengganti username dan passwordnya. Ketika ada pemilik akun yang merespon, maka pelaku langsung mendapatkan identitas dan password pemilik akun. Lalu pelaku langsung mencuri seluruh koin crypto di akun tersebut,” bebernya.
Kemudian, kumpulan ID dan password Metamask (Dompet Digital Crypto) para korban akan tersimpan ke e-mail penampung milik tersangka. Selanjutnya, mengakses akun korban dengan ID yang telah tersimpan dan mengetahui isi saldo akun tersebut.
“Seluruh saldo tersebut di kirim ke akun Indodax milik tersangka untuk dilakukan pembelian koin Ethereum (ETH). Setelah berhasil mencuri seluruh uang digital dari walllet korbannya, pelaku langsung melakukan trading dan menarik seluruh uang hasil trading itu ke akun miliknya,” terangnya.
Pelaku dijerat Ayat (1) jungcto Pasal 48 Ayat (1) dan/atau Pasal 30 Ayat (2) juncto Pasal 46 Ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara dan denda maksimal Rp3 miliar. (Rilis/Paber).