PT SPR Langgak Bangun Kakus bagi Warga Rohul

Bentuk Kepedulian

Rokan Hulu – PT SPR Langgak yang beroperasi di Rokan Hulu menyalurkan bantuan berupa pembangunan Kakus bagi warga yang kurang mampu di Desa Rambah Hilir, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Hal itu disampaikan Humas PT SPR Langgak Hardi, saat melakukan peninjauan pengerjaan kakus, pada Selasa (08/11/2022).

“Di sini SPR Langgak sebagai perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Rokan Hulu, memberikan bantuan Kakus di Desa Rambah Hilir, bantuan ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya stunting,” ujar Hardi

Disampaikannya, ada 8 kakus yang dibangun oleh PT SPR Langgak dalam program CSR ataupun TJSP Perusahaan kepada masyarakat miskin di Desa Rambah Hilir.

“Semoga pembangunan kakus ini nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.

Sejauh ini sambung Hardi, pengerjaan Kakus di Desa Rambah Hilir sudah mencapai 80 persen, diperkirakan akan selesai dan dapat diserahkan pada akhir November 2022 ini.

Selain menyalurkan bantuan Kakus di Desa Rambah Hilir, Hardi mengaku dalam waktu dekat PT SPR Langgak bekerjasama dengan KNPI Kecamatan Rambah Hilir juga akan menyelenggarakan program penanaman 1000 pohon.

“Program penghijauan ini merupakan program peduli lingkungan yang dilakukan oleh PT SPR Langgak untuk tahun 2022 ini,” ungkap Hardi

Sementara itu, Kepala Desa Rambah Hilir, Romi Juliandra SE mengucapkan terima kasih kepada PT SPR Langgak yang mana bantuan tersebut sangat membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya di Desa Rambah Hilir.

“Menurut data kami, ada 84 KK masyarakat yang belum memiliki toilet atau Kakus, sementara yang telah Desa bantu itu ada 18 KK, ditambah dengan bantuan dari PT SPR Langgak se banyak 8 unit, sehingga dijumlahkan ada 26 unit yang telah menerima, sisanya 58 KK lagi yang belum memiliki toilet atau Kakus,” jelas Romi.

Masih ditempat yang sama, salah seorang Penerima bantuan, Iskandar (54) mengaku sangat berterima kasih kepada PT SPR Langgak.

“Alhamdulillah, akhirnya kami memiliki toilet, kalau sebelumnya kami biasanya Buang Air Besar (BAB) di sungai atau di hutan,” beber Iskandar. ***(Paber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *