Mengabarkan.com- Dugaan kasus penganiayaan yang dialami seorang santri di Pondok Pesantren di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut, pada Senin (26/2/2024) viral di media sosial Facebook.
Postingan video itu diunggah oleh keluarga korban atas nama Al-Mahyaruddin Syahri. Sampai Selasa 4 April 2024, video kronologi dugaan penganiayaan yang dialami oleh keponakanya itu sudah menembus 31.392 tayang, 77 komentar dan 269 kali dibagikan.
Dalam postingan itu, Mahyaruddin Syahri menyebut bahwa WS salah seorang santri Pondok Pesantren di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami dugaan penganiayaan dan tindakan sadis dari kakak kelasnya pada Senin (26/02) lalu.
Menyikapi postingan tersebut, reporter Mengabarkan.com mencoba menghubungi Mahyaruddin Syahri. Ia pun tak membantah postingannya tersebut. Ia meminta agar kasus yang menimpa keponakannya itu segera ditindaklanjuti dan para pelaku segera diadili secara hukum.
“Sudah sebulan lebih kejadiannya ini, tapi pihak berwajib sangat lambat dalam menanganinya. Kami dari pihak keluarga bermohon dengan sangat agar Bapak Kapolda Sumut di bawah naungan wilayah Kapolres Tapanuli Selatan agar segera menindaklanjuti dan mengungkap kejadian kasus ini,” kata Mahyaruddin Syahri, pada Rabu (3/4/2024).
“Keponakan kami ini diantar orangtuanya belajar ke Pondok Pesantren untuk belajar menimba ilmu agama bukan untuk jadi sasaran korban senioritasnya,” tegas Mahyaruddin Syahri yang juga Ketua PC Gerakan Pemuda ANSOR Labuhanbatu Utara ini.
Kronologi Penjelasan Korban
Sementara itu, penjelasan korban dalam video yang di posting tersebut terlihat korban menjelaskan kronologi menggunakan tulisan tangan dikarenakan tidak mampu bersuara lagi akibat syatan dileher.
“Masalahnya dituduh dia aku mengambil duit 10.000. Pas aku ke Musholla ditunjangnya aku. Dikeroyoknya aku dimusholla dibelakang pondok bernama si Martua Hrp,” tulis korban.
Tidak sampai disitu pelaku juga memukul kepala korban.”Pas aku mau masuk ke mushola ditunjangnya simartualah aku bang ditoko-tokonya kepalaku” kata korban. Sedangkan aksi penyatan leher santri ini terjadi setelah dianiaya pelaku MH dan kawan-kawan.
“Dipinjamnya emberku, ngak kukasi marah dia. Disitulah dipotong dia leherku,” ungkap korban WS melalui tulisan tangan yang dikirimkan pihak keluarga kepada redaksi Mengabarkan.com, pada 1 April 2024.
Sementara itu, Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Yasir Ahmadi saat dikonfirmasi media Analisamedan.com, melalui pesan WhatsApp (WA) mengirimkan link berita terkait perkembangan kasus yang sudah berjalan sebulan tersebut berjudul ‘Polres Tapsel Masih Dalami Penganiayaan Tersebut’. Saat ditanyai kembali, apakah sudah ada pemanggilan saksi, terduga pelaku dan penetapan tersangka belum memberikan jawaban.
Berikut Pers Rilis Polres Tapsel
Jajaran Sat Reskrim Polres Tapanuli Selatan (Tapsel), hingga kini masih dalami kasus dugaan penganiayaan seorang santri, WS, di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Angkola Sangkunur.
“Terkait perkembangan dugaan penganiayaan ini, masih terus kami dalami,” jelas Kasat Reskrim Polres Tapsel, AKP Zulfikar, SH, MH, saat terangkan penyidikan kasus dugaan penganiayaan di satu Pesantren di Kecamatan Angkola Sangkunur ini, Minggu (31/03/2024) malam.
Menurut Kasat, saat ini, pihaknya sudah memintai keterangan dari pelapor, RS, yang tak lain adalah orangtua korban. Selain itu, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari santri lainnya hingga Kepala Sekolah tempat Pesantren tersebut.
“Namun, kami mohon untuk bersabar, karena proses penyidikan masih berlangsung hingga kini,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kasat menerangkan, menurut keterangan pelapor, pada Senin (26/02/2024) silam, korban bercerita kepadanya terkait dugaan penganiayaan oleh teman-temannya sesama santri terhadapnya.
“Namun saat itu, keterangan korban tidak begitu jelas. Korban, saat itu tengah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Angkola Sangkunur,” jelas Kasat.
Akibat kejadian itu, lanjut Kasat, pelapor lantas melaporkan hal tersebut ke Polres Tapsel. Kemudian, Sat Reskrim Polres Tapsel menindak lanjuti laporan tersebut dengan turun langsung ke Pesantren tersebut.
“Tadi malam, kami juga sudah datang langsung menjenguk korban di Rumahnya. Keadaan korban kini, alhamdulillah mulai membaik. Kami juga menjelaskan kepada keluarga korban, terkait perkembangan kasus ini. Dan kasus ini, masih terus kami dalami,” tutup Kasat. (Tim).